Kamis, 17 November 2011

IMUNISASI AKTIF


Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan
antigen yang diperoleh dari agen menular pada ternak sehingga tanggap kebal dapat
ditingkatkan dan tercapai resistensi terhadap agen menular tersebut.
Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati.
Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan virulensi (keganasannya).
Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi (perlemahan). Cara atenuasi
yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan vaksinasi adalah dengan pemanasan
bakteri sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan bakteri pada bahan
kimia penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. Menumbuhkan bakteri pada
medium yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera unggas
(Pasteurella multocida) oleh Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang
kekurangan zat makanan.
Cara etenuasi terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies yang
tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap sapi,
dilemahkan dengan menumbuhkannya pada kambing. Cara etenuasi lainadalah
menumbuhkan virus mamalia pada telur atau menumbuhkan pada telur lain jenis,
misalnya :virus influenza pada ayam dilemahkan pada telur burung dara. Cara
etenuasi yang umum adalah dengan memperpanjang masa pembiakannya di jaringan
pembiak. Meskipun jaringan pembiak dapat diperoleh dari berbagai jenis, umumnya
menggunakan sel biakan dari jenis hewan yang akan divaksinasi guna mengurangi
efek samping akibat pemasukan jaringan asing.
Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Kelebihannya vaksin hidup merupakan kekurangannya vaksin mati
dan sebaliknya kekurangannya vaksin hidup merupakan kelebihannya vaksin mati.
Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah kekebalan yang dihasilkan sama
dengan kekebalan yang diperoleh karena infeksi alami. Merangsang pembentukan
antibodi yang lebih tahan lama dan juga memberi perlindungan pada pintu-pintu
masuk antigen dan tidak perlu adjuvan. Kekurangan vaksin hidup, antara lain adalah
adanya bahaya pembalikan menjadi lebih virulen selama multiplikasi antigen dalam
tubuh ternak yang divaksin. Penyimpanan dan masa berlaku vaksin yang terbatas,
dperlukan stabilisator dalam penyimpanan. Tingginya resiko tercemar dengan
organisme yang tidak diinginkan.
Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara lain adalah tidak
menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah dalam penyimpanan.
Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian yang luar biasa pada saat
pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus virulen aktif di dalam vaksin.
Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus ditingkatkan kembali dengan
pengulangan vaksinasi yang mungkin menimbulkan reaksi-reaklsi hipersensitifitas.
Pemberian secara parenteral memberikan perlindungan yang terbatas. Resistensi lokal
pada pintu-pintu masuk alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi.
Memerlukan adjuvan untuk meningkatkan antigenisitas yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar